Belajar Story Telling


Menyampaikan cerita dengan pembawaan yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh pemirsa atau pendengar bukanlah skill yang bisa didapatkan dalam satu kali "klik" jentikan jari. Menurutku ketrampilan ini memerlukan proses dan waktu dengan durasi masing-masing orang berbeda satu dengan yang lain. Bahkan, target tertinggi story teller yang "paling" baik seperti apapun juga tidak ada, semua dikembalikan kepada audiens, kebutuhan suasana, dan karakter pembicara. Semua serba abstrak dan tidak pasti. Namun, meskipun begitu, skill ini penting untuk dikuasai agar dapat menyampaikan informasi dengan efektif.


Alhamdulillah, saya diberi kesempatan untuk mendampingi tim story telling sekolah. Dalam hal ini sebenarnya untuk tujuan bersaing mendapatkan piala atau piagam penghargaan. I don't really agree with that actually. Karena, value di luar masalah menang dan kalah kadang jauh lebih besar porsinya. Kita bisa belajar seni bercerita, menyadari sebegitu impactfulnya ekspresi wajah dan gesture, serta permainan sudut pandang penceritaan. Senang sekali bisa dapat kesempatan ini. Aku belajar banyak hal karena dipertemukan dengan siswa yang punya semangat sangat tinggi. They truly can be great story teller in the future.


Menurutku, semua proses yang dijalani seru dan menantang. Meskipun pada akhirnya ada kekecewaan terselip saat aku gagal mengantarkan salah satu muridku untuk merasakan kemenangan. Memang yang aku yakini urusan menang dan kalah bukan tujuan terpenting. Namun tetap saja terselip rasa gagal di sana. Aku gagal memunculkan potensi muridku yang luar biasa. Apakah kalian pernah merasakan rasa bersalah seperti ini?


Saat masa-masa serupa datang, kadang terasa lebih lelah dan terus menerus menyalahkan diri sendiri. Yang ku takutkan adalah, jika mereka terlalu kecewa dan tidak mau mencoba lagi. Aku takut mereka berhenti belajar karena pengalaman ini. Aku takut kalau pada akhirnya yang menghentikan mimpi dan angan mereka adalah aku sendiri, gurunya. Ya Allah, tunjukilah jalan yang benar. Mampukan aku untuk menyampaikan ilmu-Mu, karena sesungguhnya Engkaulah sebaik-baiknya pendidik manusia.

Di sisi lain, saat kemenangan memihak kami, rasanya sangat bahagia. Bahagianya anak-anak menjadi kebahagiaan juga bagi kami juga sebagai guru. Tidak mengharap pujian atau pengakuan, karena bagiku melihat mereka senyum lebar dan kembali percaya pada kemampuan dirinya sendiri adalah hal yang paling penting dan menyenangkan. 

Posting Komentar

0 Komentar