Apakah Kamu Bisa Menahan Emosimu Selama 5 Menit?

 


Photo by ROMAN ODINTSOV from Pexels
 
 

Emosi merupakan hal abstrak yang tentunya tidak bisa kita lihat, sentuh, apalagi digenggam. Namun, hampir semua orang pasti setuju bahwa emosi adalah hal yang nyata adanya pada diri manusia. Kita bisa merasakan berbagai jenis emosi, seperti sedih, senang, bingung, marah, dan lain-lain. Namun, pernahkah kamu merasa gelisah dan bingung sebenarnya emosi apa yang sedang kamu rasakan? Hingga akhirnya uring-uringan, menyalahkan orang lain, atau bahkan menggunakan fisik sebagai media penyaluran emosi. Kelanjutannya tentu bisa ditebak, emosi negatif yang kita keluarkan malah berdampak pada orang-orang di sekitar.

Saya sendiri pernah mengalami hal semacam itu. Sedih, bingung, gusar, tidak tahu pasti apa penyebabnya. Sulit sekali memang menentukan jenis emosi jika sedang kalut. Lalu, apakah dengan kita tahu jenis emosi apa yang sedang menguasai diri dapat membantu kita mengendalikannya? Saya tahu, butuh seorang ahli untuk meyakinkan jawabannya. Namun, melalui trial and error yang saya lalui sepertinya memang mereka saling berhubungan. 

Misalnya, saya sedang dihadapkan pada situasi dimana saya harus membuat keputusan. Pada saat seperti itu adakalanya saya panik. Saat panik mendominasi, pasti sulit untuk menentukan langkah-langkah ke depannya. Hal ini sudah berulang kali terjadi pada diri saya. Hingga kemudian saya coba untuk menganalisis hal apa sebenarnya yang membuat rasa panik ini menjadi-jadi. Kadangkala, yang membuat gusar hanyalah ketakutan akan pendapat orang lain jika saya begini dan begitu. Padahal pendapat orang lain bukanlah hal yang termasuk dalam kontrol kita. Orang lain memiliki jalan pikiran, pengalaman, pengalaman hidup, pola asuh orang tua, dan gaya berbicara yang berbeda-beda. Mereka bebas menggunakan variabel-variabel tersebut untuk mengomentari apapun yang kita lakukan. Tapi, tetap saja kadang bayangan tentang pandangan orang lain bisa sangat berpengaruh pada ketenangan diri dalam mengambil keputusan. Jika saya sudah paham hal ini tentu saya tinggal mencari solusi untuk menghilangkan ketakutan tersebut, misalnya dengan meminta saran dari orang yang kita percaya, berjalan keluar untuk melihat suasanya yang berbeda, atau sekadar meluangkan waktu untuk me time agar bisa memahami apa yang diri ini benar-benar inginkan, dengan meletakkan variabel omongan orang lain barang sejenak.

Hasilnya insyaAllah lebih baik, dari pada saya harus mengomel sepanjang hari alias masuk ke mode "senggol bacok" setiap ada orang yang mengajak berinteraksi. Hahaha...

Hal yang serupa saya temui kemarin saat menonton drama korea "Two Cops." Ada dialog yang menurut saya sangat keren. 

Jika kamu emosi dan ingin marah melampiaskan emosimu, coba kamu tahan 5 menit emosimu tersebut. Jika kamu bisa menahannya, berarti kamu berhasil merubah masa depanmu. Karena, dengan hal bodoh yang kamu lakukan saat marah bisa jadi menjadi awal takdir burukmu.

Logika ini cukup masuk akal. Menjadi orang yang sabar akan lebih bijak dan disayang Allah tentunya karena Allah sendiri yang berfirman bahwa Dia bersama orang yang sabar. Semenjak saya mendengar dialog itu, rasanya sangat antusias untuk menulis di sini supaya saya tidak lupa. Namun, sekali lagi perlu waktu untuk menentukan rangkaian kata yang tepat agar mudah dipahami. 

Saya harap, kedepannya kita dapat menjalani hari-hari dengan penuh kesadaran. Belajar menahan diri dari sikap yang tidak baik dan menjadi pribadi yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan ke depannya.

 

 

Posting Komentar

0 Komentar