Hingga kemudian masuk ke tahun 2019 yang merupakan tahun kesedihan karena ditinggalkan oleh cinta pertama saya, yaitu Bapak. Kesedihan inilah yang membantu saya menghentikan drama quater life crisis yang bisa dibilang cukup lebay dan kurang realistis (ya gitu lah ya, pengennya banyak tapi actionnya ya gitu-gitu aja). Agak aneh memang, sedih tapi malah bisa kembali ke jalur yang menurut saya lebih baik. Saya bisa bilang ini lebih baik karena saya menjadi lebih realistis dan berusaha melakukan aktivitas positif yang akhirnya bisa mengalihkan saya dari kesedihan itu sendiri. Silahkan cek postingan saya di tahun 2019, isinya tentang rangkuman buku yang telah saya baca dan refleksi pembelajaran saya di kelas.
Berlanjut ke tahun 2020, dari segi kuantitas dan kualitas tulisan mulai menurun, hahahhaa. Seperti tidak mau menyalahkan pandemi, yaa memang saya males nulisnya aja kayaknya. Kondisi ini berlanjut hingga tahun 2021. Tepat di tanggal 21 Juli 2021, sebelum saya membuat tulisan ini, saya tercengang dengan jumlah postingan saya di tahun 2021 yang hanya berjumlah 1 tulisan. What's wrong with me?
Rasa kagum yang berubah menjadi,"Jangan-jangan aku ga upgrade." Karena, ada yang pernah bilang bahwa tanda tulisan kita getting better adalah saat kita bisa melihat celah-celah di tulisan lama kita. Nah, ini saya malah terkagum-kagum. Hahaha...
Karena itulah, saya mau mencoba untuk menulis lagi. Semoga akan muncul tulisan-tulisan yang bermanfaat kedepannya dan semoga saya bisa menaklukan rasa malas.
Will it be that easy?
Of course not, but I'll try.
Bismillahirrahmanirrahim...
0 Komentar