We Are City Planner : Mengajarkan Topik Bangunan Publik


Dokumen Pribadi

Belajar bahasa Inggris bagi sebagian siswa dianggap sebagai hal yang menyenangkan. Di pelajaran tersebut mereka bisa bermain banyak games, mendengarkan musik, menonton film, dan pelbagai aktivitas seru lainnya. Namun, bagaikan sebuah koin yang memiliki dua sisi, ada pula anak-anak yang menganggap belajar bahasa Inggris sebagai hal yang menjemukan. Hal ini biasanya dijumpai saat membahas materi tentang tata bahasa (grammar), menghafalkan kosa kata baru, mengerjakan soal-soal di buku latihan, dan aktivitas tektual lainnya. 

Melihat kecenderungan ini, akhirnya menginspirasi beberapa pengajar untuk memunculkan aktivitas-aktivitas pembelajaran seru yang bisa membuat siswa antusias mengikuti pembelajaran bahasa Inggris apapun materi yang mereka pelajari. Mencoba untuk menjadi bagian dari beberapa pengajar tersebut, kali ini saya ingin membagikan salah satu aktivitas yang telah saya terapkan di kelas. Ide model aktivitas ini sebenarnya datang tiba-tiba (yang profesinya guru pasti pernah kan mengalami hidayah metode yang tiba-tiba datang, hahahaha...Nah, itulah yang terjadi pada saya saat itu.) Saya yakin, sebenarnya itu hasil dari berbagai macam proses observasi. Tapi karena saya tidak yakin observasi yang mana dan kapan jadi mohon maaf saya tidak bisa menyebutkan sumber lain untuk aktivitas kelas ini. So, kalau kalian mendapatkan sumber yang relevan dengan metode ini feel free to contact me via DM on my instagram account @rahmijulianrayo, thanks.

Metode ini saya gunakan dalam proses mempelajari kosa kata bangunan publik dan benda yang ada di sekitar siswa. Dalam hal ini, mereka akan mencoba untuk menjadi seorang perencana tata letak bangunan di suatu kota. Tujuan penerapan metode ini adalah untuk mereview dan mengenalkan nama-nama bangunan publik, memberikan ruang kepada siswa untuk bereksplorasi dengan peranannya sebagai seorang yang bekerja di bidang planologi, dan melatih siswa mengkomunikasikan hasil kerjanya melalui presentasi.

Hal yang saya lakukan sebelum masuk ke kelas adalah menyiapkan media-media yang akan digunakan selama pembelajaran, seperti:
  1. Desain peta kota (saya membuatnya sendiri dengan spidol dan kertas HVS yang kemudian saya fotokopi sejumlah kelompok yang akan dibuat, lebih bagus lagi kalau dibuat di komputer), 
  2. Gambar-gambar bangunan yang akan ditempel, 
  3. Dan beberapa peralatan seperti lem dan gunting.

Setelah bertemu dengan para siswa, saya membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok berjumlah kurang lebih 3-4 orang. Kemudian, saya menjelaskan kegiatan yang akan mereka lakukan selama 80 menit ke depan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Setiap kelompok memilih desain peta kota yang telah disediakan guru, saya sendiri menyiapkan dua desain peta kota agar siswa punya beragam pilihan.
  2. Siswa mendapatkan peralatan dan bahan-bahan untuk membuat layout kota impian mereka.
  3. Ingatkan kepada setiap kelompok bahwa di akhir pengerjaan project ini mereka akan presentasi dan menjelaskan alasan-alasan mereka meletakkan bangunan ini dan itu. Dengan begitu, siswa akan berlatih untuk berfikir kritis, kreatif, dan tidak asal meletakkan bangunan pada peta. Bahkan kalau beruntung kita bisa menemukan alasan-alasan yang menarik dari setiap kelompok. 
  4. Dan supaya lebih menarik, bebaskan setiap kelompok untuk memberi nama kotanya masing-masing sesuai dengan kreativitas mereka.
  5. Biarkan siswa berkarya dan lihatlah betapa kreatifnya mereka. Mereka akan secara otomatis mereview kosa kata tentang bangunan-bangunan (public building) dan benda-benda di sekitar mereka.
  6. Dalam proses presentasi, kita scan hasil karya mereka terlebih dahulu baru kemudian kita tampilkan di papan tulis dengan bantuan LCD Projector. Sehingga siswa dapat dengan mudah menunjukkan letak bangunannya. Selain itu, para audiens-nya pun juga lebih jelas melihat hasil perencanaan kota temannya. Untuk scanning , saya menggunakan aplikasi cam scanner agar lebih praktis dari pada kita harus scan secara manual di printer.(ini bukan endorse lho ya...)
Nah, ini hasil-hasil karya yang telah dibuat siswa.

Kalau kita lihat secara keseluruhan, ada kelompok yang cenderung membuat kotanya lebih ramai dan lengkap dengan fasilitas-fasilitas umum, ada pula kelompok yang lebih selektif memilih bangunan publik apa yang paling dibutuhkan di suatu kota kecil. Meraka juga cenderung menempatkan rumah atau tempat tinggal dekat dengan area pertamanan dan fasilitas umum yang paling dibutuhkan sebuah keluarga seperti kolam renang, sekolah, rumah sakit, tempat olahraga, dan tempat beribadah.

Kereennnn....






Nah, yang terakhir, ini adalah contoh desain peta dan gambar-gambar bangunan publik yang saya bagikan kepada para siswa.
Semoga bermanfaat.








Posting Komentar

0 Komentar