Sasaran baca buku kali ini adalah novel berbahasa Inggris. Bukan
untuk keren-kerenan atau memenuhi tugas extensive reading (inget jaman
kuliah, hehe), tapi lebih pada kebutuhan penambahan kosa kata bahasa Inggris. Novelnya
berjudul “Famous Last Words.” Karya ini ditulis oleh Jennifer Salvato Doktorski
yang merupakan penulis lepas yang juga pernah merasakan menjadi penulis
obituari di North Jersey Herald and News.
Dengan mengambil latar New Jersey AS, novel ini menceritakan
tentang seorang anak SMA berusia 16 tahun, Samantha, yang sedang mengisi waktu
liburan musim panasnya dengan bekerja di salah satu perusahaan berita cetak
yang bernama Herald Tribune. Awalnya dia menganggap hidupnya sangat membosankan
sebagai anak sekolah biasa tanpa kelebihan. Karakternya yang apa adanya dan introvert membuatnya berbeda dari kebanyakan
remaja seusianya. Dengan berharap menemukan hal yang lebih menarik, akhirnya
Samantha memutuskan untuk magang di Herald Tribune bersama dengan AJ, teman
sekolahnya yang akhirnya menjadi pacarnya.
Awalnya dia berharap mendapat kesempatan menulis berita
karena dia menganggap itu lebih bisa ia banggakan pada keluarga dan
teman-temannya. Namun, ternyata tugas yang dia dapatkan hanyalah menulis
obituari, berita orang meninggal dunia. Setelah ia jalani, ternyata dari tugas
itulah ia mendapat banyak pembelajaran hidup. Dia menjadi sadar bahwa menulis
obituari adalah untuk menghidupkan cerita dari orang yang sudah meninggal dan
menjadikannya lebih bermakna untuk dibaca orang lain.
Dari cerita ini, saya melihat bahwa setiap pekerjaan itu
memunyai keunikan dan sisi kerennya masing-masing. Meskipun hanya cerita fiksi,
tapi novel ini cukup menginspirasi bahwa kerja keras dan ikhlas itu akan
memberikan hasil yang memuaskan.
Keren atau tidaknya suatu pekerjaan itu bukan orang lain yang menetapkan standarnya, melainkan bergantung pada kemauan kita untuk belajar dan menjadi lebih baik dengan pekerjaan itu.
Samantha bisa menjadi keren dengan caranya sendiri. Dia mampu mengelola dirinya untuk mau belajar meskipun posisi yang ia dapatkan bukan yang dia inginkan atau yang menurutnya keren. Dan hal inilah yang kadang kurang diperhatikan oleh masyarakat jaman sekarang. Kadang kita mengunggulkan suatu pekerjaan karena gajinya tinggi dan mendiskreditkan pekerjaan lain karena upahnya rendah. Lebih parahnya lagi yang diunggulkan atau sebaliknya adalah orangnya yang bekerja, padahal karakter seseorang tidak bisa hanya ditentukan dari besaran gaji yang diperoleh setiap bulan atau nama posisi dan pekerjaan yang mereka punya.
Hal menarik lainnya dari novel ini adalah bahwa keluarga dan teman adalah support system yang utama. Keluarga Samantha adalah keluarga yang hangat dan sangat mensupport keinginan Samantha. Mereka adalah orang-orang yang akan menerimanya apa adanya terlepas dia adalah orang yang introvert dan apa adanya. Keluarganya tidak memaksa Samantha untuk seperti si A atau si B. Bahkan, mereka memberikan dukungan dan stress healing saat Samantha menemui waktu sulit.
Meskipun begitu, mereka tidak membiarkan Samantha menjadi pribadi yang manja. Ada saat mereka bersikap tegas pada perilaku Samantha yang salah. Tegas disini bukan marah-marah tanpa tanda koma ataupun titik, tanpa mau mendengarkan si anak. Pola komunikasi yang mereka gunakan adalah berdiskusi. Mereka saling mengungkapkan apa yang mereka pikirkan dan mencoba untuk mencari jalan keluar bersama.
Dengan begini orang tua tidak menjadi pihak yang diktator dan beranggapan selalu benar. Si anak juga bisa mengungkapkan emosinya melalui cara yang benar, berdialog, mendeskripsikan perasaan dan pikirannya melalui kata-kata tanpa kekerasan.
Anyway, novel ini bisa jadi bacaan ringan, menghibur, dan inspiratif. Usia pembaca yang direkomendasikan mungkin antara umur 14-15 tahun ke atas.
0 Komentar