Belajar Seni Peran dari Jose Rizal Manua




Hari Kamis, 12 Juli 2018, beberapa guru di Sekolah Al-Fath mendapat kesempatan untuk belajar seni peran dengan salah satu pujangga Indonesia, Jose Rizal Manua. Beliau merupakan pendiri teater anak yang bernama Teater Tanah Air yang telah berhasil menorehkan beberapa prestasi. Salah satu prestasinya yakni sukses mendapat predikat juara pertama pada Festival Teater Anak-anak Dunia ke-9  di LingenJerman. Selain teater, ternyata beliau juga berkarir di bidang perfilman, seperti pada terlibat dalam film Fiksi (2008), Asmara Dua Diana (2009), dan Meraih Mimpi (2009)

Satu kata untuk menggambarkan kesan pertama saya tentang beliau adalah “keren.” Ya, keren banget.


Awalnya sebenarnya saya kurang begitu tertarik dengan acara hari itu. Karena, waktu pelaksanaannya masih pada minggu pertama masuk sekolah setelah berhibernasi di rumah kurang lebih satu bulan. Apalagi acaranya bertempat di lokasi yang lumayan jaraknya dengan tempat tinggal, dan mengharuskan saya bersiap-siap kurang lebih satu jam sebelum acara dimulai. Tapi, akhirnya saya berangkat juga. Karena saya pikir topiknya yang masih relevan dengan kegiatan yang kami laksanakan dua bulan sebelumnya, Pentas Akhir Tahun, yang tentunya masih butuh beberapa improvement pada beberapa hal.

PAT SMP AL-FATH BSD 2018 (Now Ceret Meret)


Theater in action

Ternyata positive thinking saya dengan topik tersebut menghantarkan saya pada kesan “keren” pada sosok alumni Institut Seni Indonesia (ISI Surakarta) ini. Awalnya beliau membagikan dua bundel kertas materi, hal biasa yang dilakukan pada seminar-seminar formal lainnya. Namun, statement yang beliau ucapkan selanjutnya adalah,

“Kertas materi ini silahkan dibaca di rumah atau di luar acara ini, ya. Selama sesi seminar ini Bapak dan Ibu cukup  memperhatikan dan ikut aktif saja.”

Setelah beliau menyampaikan pernyataan itu persepsi awal saya sedikit demi sedikit berubah. “Wah, jadinya gimana ya seminarnya?” taya saya dalam hati. Semacam ada rasa penasaran.

Beliau lalu menampilkan beberapa video penampilan Teater Tanah Air di beberapa momen pertunjukkan, termasuk pertunjukan yang beliau bawa ke Jerman. Saat itu pula saya mulai mengamati pertunjukkan yang beliau sutradarai. Hal menarik yang saya dapat adalah, beliau selalu memberikan efek surprise dari pertunjukkannya sehingga pertunjukkan itu menarik dan berkesan. Sebenarnya hal ini pulalah yang saya pelajari selama diamanahi menjadi ketua Pentas Akhhir Tahun kemarin. Efek kejut akan hal-hal baru dan unpredictable itu memang sangat diperlukan dalam pementasan. Pada PAT kemarin, kami memberikan efek kejut dengan turut serta membawa ondel-ondel dari belakang kursi penonton dan masuk ke dalam ruang teater hingga ke panggung sebagai pegantar para palang pintu (betawi).

Anak-anak yang beliau latih juga terlihat sangat natural dalam membawakan perannya. Ternyata ada upaya khusus yang beliau terapkan. Beliau mengusulkan setidaknya ada tujuh langkah menuju pementasan. Singkatnya, langkah-langkah tersebut berisi aktivitas awal seperti pemanasan dan berdoa, kemudian dilanjutkan dengan pemberian pemahaman kepada siswa akan pementasan dan rancangan pementasan itu seperti apa, aktivitas pemancing ekspresi siswa, latihan keseluruhan dengan melibatkan poperti dan dekorasi, dan yang tidak ketinggalan pada setiap latihan adalah evaluasi.

Kami mendapat kesempatan untuk mencoba beberapa aktivitas awalan yang dapat memancing ekspresi alami siswa dan tentunya bisa membangun rasa percaya diri anak. Aktivitasnya antara lain:
  •     Aktivitas pemanasan (seperti pemanasan pas mau olahraga)
  •     Aktivitas pencarian kertas yang ditempel pada tempat tertentu: ini bisa memberikan gambaran kepada anak-anak untuk berekspresi mencari sesuatu secara alami.
  •     Aktivitas membuat gerakan-gerakan imajiner, seolah-olah sedang melakukan sesuatu. Misalnya, dimulai dengan setiap anak membayangkan dirinya menghindar dari seekor kumbang. Dimulai dengan seekor kumbang, lalu sepuluh ekor, limapuluh ekor, dan seterusnya, hingga diakhiri dengan siswa menjadi kumbangnya.
  •     Anak saling berpasangan dan berperan seakan-akan sedang saling bersiteru atau saling menertawakan satu sama lain tanpa mengeluarkan suara.
  •     Mengarahkan anak memerankan sesuatu peran dengan mengimajinasikan beberapa gerakan. Contohnya, memerankan orang yang sedang mabuk dengan meminta anak berimajinasi sedang berjalan di atas lantai yang lengket, licin, dengan postur tubuh yang sangat tinggi. Dengan metode latihan seperti ini, anak tidak lagi membayangkan suatu hal yang abstrak dan ada feeling yang jelas jika anak-anak diarahkan pada kondisi nyata seperti itu.   
Sebagai akhir dari materi yang beliau sampaikan adalah bahwasanya teater anak itu pada intinya adalah menjadikan anak bermain tanpa rasa takut dan berani berekspresi. Sehingga pertunjukkan yang dihasilkan merupakan pertunjukkan yang bisa membuat anak-anak tampil dengan natural. 

Saya menyadari bahwa cara berpikir seperti ini juga bisa diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Sebagai seorang guru, saya sering merasa sebagai seorang aktris di kelas, hanya saya yang ber-teater di depan para murid. Saya berfokus pada mmateri dan tujuan. Namun, saya lupa dengan tugas saya sebagai sutradara yang harus mengajak anak-anak ikut serta dalam pertunjukkan saya. Hingga akhirnya hanya sayalah yang merasa senang karena materi telah tersampaikan sedangkan siswa merasa bosan dan tidak bisa mengeluarkan ekspresinya secara natural. 

Ini jelas menjadi evaluasi tersendiri bagi kita semua. Semoga bisa lebih baik lagi kedepannya. Guru selain menjadi aktris dan aktor yang hebat, pada akhirnya juga bisa menjadi sutradara pembelajaran yang hebat dengan memberikan rasa nyaman kepada siswa untuk berekspresi dan surprise yang dapat membuat siswa selalu penasaran dengan ilmu-ilmu yang akan dipelajarinya.

Semangat guru Indonesia.

Thank you Pak Jose, you're trully good teacher

PS: bonus video. 
       Video pertama para guru disuruh akting marah-marah secara berpasangan.
       Video kedua para guru disuruh akting saling menertawakan.
       (Hati-hati dengan volumenya karena pas ngrekam sambil ketawa, kenceng lagi ketawanya) 
       ðŸ˜ƒðŸ˜‚😂












Posting Komentar

0 Komentar