Guru Versi Saya

Kado hari guru

Isinya bikin hati jadi anget

Di peringatan hari guru 25 November tahun lalu saya mengunggah tulisan tentang kesan saya menjadi seorang guru. Tahun ini saya ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada setiap orang yang telah mengajarkan saya berbagai macam ilmu dan ketrampilan.

Kenapa setiap orang?

Karena bagi saya guru bukan hanya orang yang mengajar di sekolah, tapi semua orang yang datang di kehidupan saya entah itu hanya sementara atau dalam jangka waktu yang lama.

Ada sebagian mereka yang mengajar dengan lemah lembut dan bijak. Mereka cenderung berkata dengan bahasa yang membangun semangat dan mencontohkan hal baik melalui tingkah lakunya. Senang sekali bisa bertemu dengan manusia versi begini. Perasaan jadi adem dan tenang.

Selain itu, ada pula yang orang  mengajar dengan kata-kata kasar dan perlakuan yang tidak mengenakan. Bawaannya sediiihhhh terus kalau ketemu yang versi begini ya. Alhasil, kita kadang sulit untuk menerima orang yang macem begini sebagai bagian proses belajar kita. Bawaannya pengen ngeluuuh mulu.

Tapi, Allah pasti punya alasan kenapa kita dipertemukan dengan mereka. Karena tanpa sadar, berkat kehadiran merekalah kesabaran dan keikhlasan kita teruji. Dan mereka pulalah yang kadang mampu menunjukkan diri kita yang sebenarnya. Misalnya kita beranggapan bahwa kita adalah orang yang sabar, ikhlas, dan santuy. Nah, anggapan ini belum bisa valid kalau kita belum diuji dengan pertemuan dengan orang bertipe seperti mereka (in my opinion). Bisa saja akhirnya kita menyadari bahwa tingkat sabar kita belum cukup baik karena ternyata masih sering nge-gas (aku banget ini mah, maklum masih perlu banyak belajar).

Anyway, sifat sabar, ikhlas, dan segudang karakter positif lainnya itu bukan hal yang mudah dimiliki lho. Perlu proses panjang yang notabene "ngga enak" hingga akhirnya bisa benar-benar memilikinya. Gurunya pun kadang tidak berupa alias tidak terlihat, contohnya guru yang bernama "kegagalan." Tidak sedikit orang yang menyerah atau pasrah menghadapi guru yang satu ini. Tidak ada rumus pasti ataupun teknik SKS (Sistem Kebut Semalam) untuk lulus dari ujiannya.

Saya sendiri sering bertemu guru yang satu ini. Awalnya, saya bisa panas dingin di setiap pertemuan. Tapi seiring berjalannya waktu saya mulai terbiasa dan kadang malah sengaja menantang kegagalan. Karena ternyata dengan mau mencoba sesuatu meskipun hasilnya "gagal maning, gagal maning" itu mengarahkan saya untuk lebih mengenal diri sendiri.

" Oooo...ternyata aku bisa ya sampai sini, mungkin kalau persiapanku lebih matang aku bisa berhasil."

Atau bisa juga seperti ini

"Ooo ternyata kelemahanku di sini ya, berarti aku nantinya begini......"

Yaa, kurang lebih itu yang keluar dari mulut saya saat kegagalan datang. Alhamdulillah...Terima kasih "gagal" karena sudah datang berkali-kali di kehidupanku. Terimakasih karena telah menjadi penyampai pesan dari Yang Maha Kuasa pada hal-hal yang bukan bagianku.

(Sejenak ingat lagunya Kunto Aji yang berjudul "Sulung")



Anyway, sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada setiap orang dan hal yang telah membantu menemukan diri saya yang sekarang. Semoga keberkahan selalu menyertai.


'Happy Teachers Day' to all of people in this world.



Posting Komentar

0 Komentar