Sebelum bahas PPKT, aku mau kenalan dulu lah. My name is Rahmi Rahayu, but my friend often call me Ayu (formal banget...). Sekarang, aku jadi mahasiswa tingkat akhir di UIN Jakarta. Jangan tanya akhirnya itu semester berapa ya. Doain aja cepet lulus, Aamiin.
Let's move on to the main course (kaya mau makan). Jadi, PPKT itu adalah nama kegiatan magangnya mahasiswa fakultas keguruan. Nama lain dari kegiatan itu biasanya PPL. Aku juga tak tau kenapa nama kegiatan itu beda di kampusku. Ya biarin lah, yang penting intinya mah sama. Jadi, di semester ini aku kebagian jatah PPKT selama empat bulan. Selama empat bulan itu aku kuliah di sekolah. Belajarnya ngga sama dosen lagi, tapi sama guru mapel, petugas TU, murid, dan seluru staf di sekolah. Kalau bahasa gaulnya sih belajar dari kenyataan, karena yang jadi makanan sehari-hari bukan lagi teori yang ada di buku tapi dari praktek pendidikan yang terjadi di sekolah.
Untuk PPKT ini, aku dapat kesempatan belajar di SMA N 1 Kota Tangerang Selatan. Awalnya aku takut buat ambil kesempatan itu. Karena, banyak yang bilang kalo praktek di sekolah negeri biasanya ga enak. Tapi, semakin mereka bikin aku takut, semakin penasaranlah aku. Finally, aku diterima. Awalanya bener-bener serem karena belum kenal siapa-siapa. Kesannya pada jutek gitu. Tapi, makin lama aku dan teman PPKT ku mulai terbiasa dengan budaya yang ada di sekolah itu. Salah satunya adalah tradisi 'salim-salim', yang pastinya jarang banget terjadi di kampus.
Kalau ditanya, "Gimana PPKT di SMA 1?" Aku jawab, "Luar biasa!" karena, aku belajar banyak banget. Mulai dari ilmu keguruan, ilmu hidup, ilmu kerja, ilmu psikologi, dan ilmu hemat (ke sekolah harus ngangkot, jadi harus ngirit). Dari segi ilmu keguruannya, aku belajar gimana rasanya jadi guru. Ternyata sulit loh, banyak hal yang harus diperhatikan. Selama ini banyak yang mengkomplain kinerja guru (termasuk aku). Aku sering komplain kalo guru jaman sekarang kurang update, kurang mengerti psikologi siswa, kurang paham strategi mengajar. AND NOW! komplain itu balik ke diriku senidri. HAHAHA. AKu semakin sadar kalau kompetensi pedagogisku masih jauh dari bagus. Semakin aku menyadari itu, semakin banyak aku curhat ke guru-guru, tanya-tanya solusi pengajaran mereka. Dan ternyata it works(kaya iklan L-Men). Mereka baik-baik banget. Mereka selalu mau memberikan saran -saran yang menurutku luar biasa kalo diterapkan pada pengajaran.
Selain ilmu pedagoginya, aku juga kadang curhat masalah hidup. Dan apa yang aku dapat? Nasihat yang ngga kalah hebatnya dati kata-kata Mario Bross, eh, Mario Teguh. Aku juga belajar ilmu kerja, yaknni gimana kita harus bekerja semestinya. Harus tanggap, disiplin, ga malu, tanya kalo ngga tau, semangat, selalu tersenyum (meskipun hati menangis, #apaansih, abaikan pemirsah). Yap, saat kita berkomitmen bekerja, kita harus maksimal teman-teman. Karena, orang lain kadang bergantung pada hasil kerjaan kita. So, kita harus selalu produktif.
Nah, cara belajar inilah yang dinamakan "Curi Ilmu" dari orang-orang yang sudah profesional. (trik dari Bu Endang, thank ibu)
We just need to ask, and we can learn.
So, don't be ashamed.
If you don't understand, just ask.
0 Komentar